Desain Arsitektur Masa Depan


Labels: , 0 comments

Seperti apa desain arsitektur untuk masa depan? Perkembangan perkotaan yang semakin semrawut membuat para arsitek dunia mulai memikirkan untuk menciptakan bangunan-bangunan yang mampu mengatasi keterbatasan ruang, sumber energi, sumber makanan dan air bersih, dan juga kebutuhan masyarakat kota akan tempat beristirahat dan rekreasi yang nyaman.






 1. Songjiang Hotel: Paradise in a Water-Filled Quarry


The Songjiang Hotel didesain oleh Atkins Design, menggunakan suatu daerah bekas galian indah yang berisi air di distrik Songjiang tepat di pinggiran Shanghai, China. Desain inovatif ini dilengkapi dengan atap yang hijau, energi geotermal, dan ruangan di bawah air termasuk restoran dan kamar-kamar untuk tamu. Daerah galian ini menyediakan setting ideal untuk olahraga dan berlibur termasuk berenang, olahraga air, panajt tebing, dan bungee jumping.


Pada awalnya bangunan ini dijadualkan selesai pada pertengahan tahun 2009, tapi hingga saat ini masih berwujud konsep belaka.

2. Dragonfly, Ladang Metabolis untuk Pertanian Kota


Desainernya Vicent Vallebaut membuat desain luar biasa ini untuk mensinergikan sumber makanan, pemukiman, dan sumber energi di masa depan. Dragonfly (capung) merupakan konsep pertanian kota sebagai model untuk New York City’s Roosevelt Island dan meniru desain sayap capung dan didesain untuk menyediakan sumber makanan lokal yang segar dalam lingkungan kota.


Buah-buahan, sayuran, ternak, dan sumber susu diproduksi di atas 132 lantai Dragonfly. Seluruh strukturnya akan ditenagai dari kombinasi energi matahari dan angin.
3. The Venus Project: Menuju Peradaban Global yang Berkesinambungan


Untuk bertahan dari pemanasan global, populasi manusia yang terus tumbuh, dan tantangan-tantangan lainnya di masa depan, ada yang percaya bahwa kita harus memulainya dari sketsa dengan model baru peradaban manusia yang mengarahkan teknologi kita dan sumber daya yang ada pada arah yang positif, untuk kemakmuran manusia dan planet bumi.


The Venus Project adalah sebuah visi untuk suatu peradaban dunia baru dan mendesain ulang seluruh kebudayaan kita.



Kota-kota yang bersirkulasi, dengan ladang-ladang pertanian di dalamnya dan juga public transit, selaras dengan kota-kota laut yang mampu mengakomodasi jutaan manusia, hanyalah merupakan bagian dari ide revolusioner yang kompleks ini.

4. Origami, Tinggal di Apartemen Indoor/Outdoor Tanpa Kelim (Seamless)


Dengan membuat bangunan apartemen yang seluruhnya vertikal, kita dapat mengatasi keterbatasan ruang kota dan menyediakan taman hijau yang subur untuk tiap penghuninya.



Origami, didesain oleh Kann Finch untuk Meydan City di Dubai, akan memberikan tiap apartemen kualitas terbuka yang menambah area tinggal internal menjadi balkon-balkon yang luas dengan dinding-dinding jendela yang bisa diangkat ke atas.


Layar solid/kaca berpola turut memberikan kesan visual yang menarik dari luar dan memberikan perlindungan serta privasi bagi penghuninya.

5. Dinamis, Tower Tenaga Angin yang Berputar



Arsitek asal Italia David Fischer mendesain Dynamic Tower Skyscraper yang tiap 80 lantainya akan berputar melalui perintah suara (voice).


Fischer menginginkan desain ruang dimana Anda bisa menikmati matahari terbit dan tebenam dari ruang yang sama. Putarannya akan memakan waktu 3 jam dan ditenagai oleh panel-panel surya dan 79 turbin angin, dengan satu turbin yang ditempatkan di antara tiap lantai. Hampir seluruh strukturnya dibuat secara off-site. 





6. Sky-Terra Skyscrapers: Rekreasi di Langit Kota


Saat kota-kota menjadi lebih semrawut, ruang hijau menjadi sangat penting. Salah satu ide untuk menyediakan ruang rekreasi di lingkungan kota adalah hasil karya desainer asal San Fransisco Joanna Borek-Clement yaitu Sky-Terra Skycrapers.



Sky-Terra merupakan jaringan pencakar-pencakar langit yang berdiri di atas langit kota dengan taman-tamannya, ampitheater, kolam renang, dan fasilitas publik lainnya. Bagian pusat dari tiap strukturnya memiliki elevator-elevator sebagai alat transportasi menuju ke atas. 


7. ‘My Dream, Our Vision’ oleh Design Act


Sebuah rumah desain di Singapura menciptakan konsep ‘My Dream, Our Vision’ di acara the World Expo 2010 Singapore Pavilion Competition.



Konsep ini menggunakan kubus-kubus yang dipermutasi untuk menciptakan bangunan berbentuk piksel-piksel seperti "awan digital" di atas taman rumput yang hijau.

8. No Man’s Land: Air Bersih, Energi yang Bersih, dan Kedamaian


Konsep No Man's Land dari kantor arsitek Phu Hoang New York memberikan solusi bagi kontrol air Bersih yang merupakan isu spesifik di Timur Tengah. Konsep ini juga menyediakan rekreasi, atraksi pariwisata, dan energi yang berksinambungan.



Desain No Man's Land terdiri dari jaringan pulau-pulau, menciptakan kepulauan buatan yang mengekstrak molekul-molekul di udara untuk proses desalinisasi, menyediakan air bersih dari Laut Mati untuk minum.

9. Pertanian Dystopian di Manhattan


Bentuknya seperti sarang serangga, proyek Dystopian Farming oleh Eric Vergne menggabungkan pertanian, perumahan pekerja, dan tempat belanja, mempertemukan para petani dengan kebutuhan perkotaan. Idenya adalah menolak rekayasa genetik dan proyeksi makanan. Menyediakan pengairan airoponic dan teknologi gizi dalam suatu lingkungan yang dikendalikan penuh oleh manusia sebagai sumber bahan makanan.



10. Lilypad Project










ini merupakan karya Arsitek dari Belgia, Vincent Callebaut yang merupakan sebuah terobosan baru untuk menghadapi masalah kenaikan permukaan air laut

Solusi yang ditawarkan oleh Vincent Callebaut adalah Lilypad, kota terapung yang merupakan prototipe kota amfibi dengan sebagian daerah akuatik dan sebagian lagi daerah daratan. Kota ini mampu mengakomodasi 50.000 penduduk dan dapat menghidupi dirinya sendiri. Lilypad dapat mengembangkan flora dan faunanya di sekitar danau yang dapat menampung dan menjernihkan air hujan. Kota ini didesain dengan 3 marina dan 3 gunung yang didedikasikan untuk perkantoran, pertokoan, dan tempat hiburan. Seluruh daerah ditutupi oleh perumahan dan taman serta jalan dan gang dengan outline organik. Dengan adanya kota ini, diharapkan dapat tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dan alam serta dapat mendalami mode baru untuk tinggal di laut dengan bangunan yang yang dapat bergerak.

Struktur mengapung Lilypad diinspirasi oleh daun lili yang diperbesar 250 kali. Kulitnya yang tebal terbuat dari serat polyester yang dilapisi dengan titanium oksida seperti anatase sehingga dapat mengabsorbsi polusi atmosfer dengan efek fotokatalitik. Lilypad dapat mengatasi 4 masalah utama manusia menurut OECD pada Maret 2008, yaitu iklim, biodiversitas, air, dan kesehatan. Kota ini mencapai neraca energi yang positif tanpa emisi karbon dengan integrasi energi terbarukan (solar, energi panas dan fotovoltaik, energi angin, hidraulik, energi osmotic dan biomassa) sehingga menghasilkan energi lebih banyak dari yang terkonsumsi. Ecopolis terapung ini juga dapat menghasilkan dan melunakkan oksigen dan listrik sendiri dengan mendaur ulang karbon dioksida dan limbahnya, dan menjernihkan serta melunakkan air yang sudah terpakai.







Ini adalah contoh dari bagaimana arsitektur di masa depan. Hampir semuanya masih merupakan konsep. Yang jelas manusia harus memahami sepenuhnya bahwa bersahabat dengan alam adalah kunci membangun peradaban yang berkesinambungan.

0 Response to "Desain Arsitektur Masa Depan"

Post a Comment

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft